Kutipan Para Fakar

Berikut adalah kumpulan pernyataan para pembicara dan narasumber dalam Seminar dan Bedah Buku “Penguatan Nilai-Nilai Bela Negara dalam Pembentukan Karakter Humanis” yang dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2024 di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara.

Artikel ini kami tulis, susun kembali dengan maksud agar kita semua pelopor Bela Negara Humanis tidak gampang melupakan apa apa yang telah kita laksanakan sebelumnya, khususnya bagi kita anggota FKBNI.

I. PERNYATAAN PARA PEMBICARA

1. Prof. Dr. Jon Piter Sinaga, M.Kes
Penggagas, Ketua Umum FKBNI

“Bela Negara Humanis merupakan pengejawantahan dari bela negara nonfisik dan menjadi antitesis terhadap segala bentuk kekerasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendekatan ini menolak segala tindakan yang mengabaikan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.”

2. Komjen Pol. Agung Setya Imam Effendi, S.I.K
Kapolda Sumatera Utara

“Pentingnya kolaborasi antara masyarakat dan aparat dalam membangun Sumatera Utara yang maju dan bermartabat, harus diwujudkan melalui pendekatan preventif, penegakan hukum yang adil, serta pengelolaan bonus demografi secara optimal.”

3. Prof. Saiful Anwar Matondang, MA., Ph.D
Kepala LLDikti Wilayah I Sumut

“Menegaskan pentingnya mempertahankan jati diri bangsa Indonesia melalui nilai-nilai musyawarah, kebhinekaan, dan bela negara berbasis humanis, di tengah derasnya arus pengaruh ideologi luar.”

4. Dr. RE. Nainggolan, MM
Tokoh Masyarakat Sumatera Utara

“Bela negara di era globalisasi dan disrupsi teknologi harus ditegakkan melalui penguatan cinta tanah air, ideologi Pancasila, serta pendidikan etika dan moral demi masa depan bangsa yang lebih baik.”

5. Kombes Pol. Muslim Siregar, S.I.K
Perwakilan POLRI

“Bela negara adalah tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa, yang harus diwujudkan melalui upaya menciptakan keamanan dan ketertiban demi keutuhan NKRI.”

6. Kolonel Arh Toto Raharjo

“Ditekankan pentingnya sinergi antara akademisi, praktisi, aparat pertahanan, dan penegak hukum dalam membangun karakter bela negara yang humanis, demi mewujudkan keadilan sosial dan kemakmuran bangsa Indonesia.”

II. PERNYATAAN PARA NARA SUMBER

1. Prof. Ir. Zulkarnain Lubis, MS., Ph.D

“Bangsa Indonesia hanya bisa menjadi bangsa besar jika mampu mengembalikan keseimbangan antara naluri, nalar, dan nurani dalam kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara.”

2. Prof. Dr. Darwin Lee, MM

“Untuk membangun fondasi kuat menuju daya saing global, seluruh pihak—pemerintah, swasta, dan masyarakat—harus bersinergi dalam prinsip Good dan Social Governance dengan memperbaiki kualitas manusia, infrastruktur, dan kelembagaan.”

3. Prof. Dr. Yasmirah Mandasari Saragi, S.H., M.H.

“Pengendalian sosial budaya bukanlah tugas lembaga formal semata, melainkan kewajiban kolektif seluruh warga negara. Ketika pengendalian dilakukan bersama-sama, berlandaskan nilai-nilai Pancasila dan semangat kebangsaan, maka negara kita akan menjadi lebih kuat, damai, dan berkeadilan.”

4. Prof. Dr. Elisabet Butarbutar, S.H., M.H.

“Institusi penegakan hukum perlu menjalin kolaborasi aktif dengan seluruh elemen bangsa, termasuk profesional dan praktisi hukum, guna menanamkan kembali nilai-nilai bela negara dan humanisme dalam produk hukum dan proses penegakannya.”

5. Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes.

“Bela negara adalah proses membentuk manusia Indonesia yang utuh—sehat secara jasmani, mental, sosial, dan spiritual. Jika kita membangun generasi yang humanis, sadar akan potensi dirinya, dan rela berkorban untuk bangsa, maka masa depan Indonesia akan tetap terjaga.”

Andria Zulfa, SE., M.Si., Ph.D., CGCAE (Moderator)

Kesimpulan:

Seminar dan Bedah Buku “Penguatan Nilai-Nilai Bela Negara dalam Pembentukan Karakter Humanis” menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai elemen bangsa dalam menguatkan nilai bela negara berbasis humanisme. Pembicara dan narasumber sepakat bahwa bela negara bukan hanya tanggung jawab aparat negara, tetapi juga merupakan kewajiban setiap individu dalam masyarakat.

Pentingnya nilai-nilai Pancasila, musyawarah, kebhinekaan, dan cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi dan disrupsi teknologi. Bela negara juga harus diwujudkan melalui upaya bersama dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan sosial, dengan memperkuat pendidikan etika, moral, dan pengendalian sosial budaya berbasis Pancasila.

Karakter bela negara yang humanis adalah fondasi untuk menciptakan keadilan sosial, kemakmuran, dan keberlanjutan bangsa Indonesia. Semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, akademisi, praktisi, dan penegak hukum, harus bersinergi dalam proses ini, agar Indonesia tetap maju, adil, dan sejahtera di masa depan.

Dikutip sesuai dengan Dokumentasi Teks dan video

Pengutip
Mhd. Ungang, SH
Infokom FKBNI

NB. Mohon koreksi jika ada kekeliruan

Salam Humanis

Scroll to Top