SEMINAR KEBANGSAAN TRI DIMENSI BELA NEGARA & BEDAH BUKU PENGUATAN MAKNA NILAI-NILAI BELA NEGARA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER HUMANIS
PENDAHULUAN
Kemajuan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) adalah sebuah proses integrasi yang menawarkan efisiensi dan efektifitas kerja dengan mengekploitasi alam untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, tanpa memperhitungkan norma-norma kamanusiaan didalamnya. Sebuah penggambaran antroposentris era globalisasi yang mengabaikan karakter humanis, ditandai dengan hilangnya ciri masyarakat hospital atau kurangnya sikap keterbukaan seseorang pada orang lain dan dengan lingkungan alam sekitarnya. Suatu proses integrasi internasional yang dipandang berpotensi menimbulkan etnosentris, seperti; radikalisme, diskiminasi, streotip, intoleransi. Bahkan terjadinya eksploitasi sumberdaya alam besar-besaran (pengerusakan lingkungan) yang berdampak pada bencana alam, seperti; banjir dan tanah longsor, polusi udara dan pemanasan global. Prose globalisasi dipandang sangat terbuka terhadap praktik-praktik perdagangan manusia (human trafficking), perdagangan narkoba, penguasaan ekonomi, serta terbukanya ruang masuknya budaya asing pada sebuah negara. Fenomena itu menjadi sebuah stigma memperburuk krisis kebangsaan menjadi sebuah ancaman negara disintegrasi bangsa, apabila nilai-nilai bela negara itu tidak memperhatikan masalah sosial ekonomi dan budaya. Untuk itu dibutuhkan suatu konsep pembelajaran bela negara melalui penguatan nilai-nilai bela negara dalam pembentukan karakter humanis. Karakter humanis merupakan upaya refleksi diri seseorang sebagai obyek sekaligus menjadi subyek untuk mengelola potensi dirinya sendiri secara bebas yang peduli atas hidup orang lain dan dengan lingkungannya.
Dalam kerangka pencegahan ancaman negara disintegrasi bangsa dirasa perlu dibentuk Tri Dimensi Bela Negara. Sebuah manajemen integrasi sosial berbasis pertahanan dan keamanan negara, sebagaimana pasca kemerdekaan bangsa Indonesia masih diperhadapkan pada masalah pelayanan sosial ekonomi dan budaya. Adapun lingkup kegiatan Tri Dimensi Bela Negara didalam Penguatan Nilai-nilai Bela Negara dalam Pembentukan Karakter Humanis, meliputi ; (1) Promosi nilai nilai luhur kebangsaan, (2) Penghormatan hukum dan norma-norma sosial, (3) Pengendalian sosial budaya untuk hidup saling berdampingan, (4) Pemulihan sosial ekonomi kerakyatan untuk terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat, dan (5) Kesehatan mental menyangkut sikap, tindakan dan perilaku sosial. Konsep pendekatan kegiatan itu menjadi sebuah program bela negara humanis. Mengingat Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang kaya sumberdaya alam namun masih ditenggarai masyarakat dibawah garis kemiskinan dan kebodohan. Sehingga kondisi sosial seperti itu dapat dengan mudah disulut konflik sebagai ancaman terhadap disintegrasi bangsa. Ancaman sebagaimana dimaksud dalam UU No. 23 tahun 2019 adalah tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara pada ayat (2) dapat berwujud agresi, terorisme, komunisme, separatisme, pemberontakan bersenjata, bencana alam, kerusakan lingkungan, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan dan pencurian sumber daya alam, wabah penyakit, peredaran dan penyalahgunaan narkoba, serangan siber, serangan nuklir, serangan biologi, serangan kimia, atau wujud ancaman yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik lndonesia, dan keselamatan segenap bangsa.
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan 17 ribu pulau-pulau besar dan kecil, termasuk didalamnya 6 ribu pulau yang berpenghuni. Terletak diantara dua benua dan dua samudera, benua Asia dengan Australia dan samudera Hindia dengan Pasifik. Luas wilayahnya +/- 1.919.440 km2 mulai dari tanah Aceh sampai tanah Papua. Terdiri dari 38 provinsi, dan 514 Kabupaten/Kota dengan 7.094 Kecamatan dengan 83.476 Kelurahan/Desa. Letak wilayah dan geografis yang dipersatukan dengan lautan, dan berbatasan langsung dengan 10 negara tetangga. Jumlah penduduk Indonesia +/- 280 juta dengan 742 ragam bahasa daerah/dialek, 480 ragam etnis/sub etnis. Indonesia sebuah bangsa multikultural yang menganut agama Islam, Kristen Protestan, Khatolik, Hindu, Budha dan aliran kepercayaan Khonghucu. Relasi strategik negara itu dipandang mempunyai hubungan yang kuat terhadap munculnya ancaman, baik ancaman berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Ancaman negara adalah setiap usaha atau pergerakan baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai dapat membahayakan kedaulatan bangsa, keutuhan wilayah dan gangguan pada sistem pemerintahan.
Pemikiran diatas mendorong perlunya dibentuk sebuah kekuatan integrasi Tri Dimensi Bela Negara untuk merangkul setiap elemen masyarakat agar ikut serta bela negara sesuai profesi masing-masing. UUD 1945 Pasal 30 ayat (1), tentang tiap-tiap warga negara berhak dan ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara. Sehingga kekuatan integrasi Tri Dimensi Bela Negara dimaksud meliputi unsur TNI/Polri dan ASN yang diharapkan dapat seluruh elemen masyarakat di dalamnya untuk turut mendarmabatikan jiwa raganya sebagai abdi negara. UU.No.20 Tahun 2009, setiap warga negara berhak memajukan, memperjuangkan, dan memperoleh kesempatan yang sama dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara serta patut mendapatkan penghargaan atas jasa-jasa yang telah didarmabaktikan bagi kejayaan dan tegaknya negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kesadaran berbangsa dan bernenegara dapat bertumbuh melalui pembangunan karakter kebangsaan. Salah satunya dengan cara penguatan nilai-nilai bela negara dalam pembentukan karakter humanis. Nilai-nilai bela negara mengandung arti kesadaran berbangsa dan bernenegara dengan tumbuhnya sikap nasionalisme yang menghormati nilai-nilai lulur kebangsaan. Nilai-nilai bela negara merupakan sikap, perilaku dan tindakan setiap warga negara yang menjiwai, (1) Cinta Tanah Air, (2) Sadar berbangsa dan bernegara, (3) Setia akan Pancasila sebagai Ideologi Negara, (4) Rela berkorban tanpa pamrih untuk bangsa dan negara, dan (5) Memiliki kemampuan awal bela negara. Nilai-nilai bela negara dimaksud adalah sikap kebangsaan ditandai dengan pengabdian dan loyalitas pada negara yang cinta tanah air Indonesia.
Karakter kebangsaan yang menjiwa nilai-nilai bela negara adalah sebuah tindak pembinaan persaudaraan untuk dapat hidup saling berdampingan sebagaimana arti nila-nilai luhur bangsa, dan merupakan salah satu upaya mencegah bahkan menanggulangi terjadinya ancaman negara disintegrasi bangsa. Karakter kebangsaan itu dapat berlangsung secara turun temurun dari satu generasi kegenerasi berikutnya melalui sebuah proses pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran dan bimbingan orang lain. Dengan demikian pembentukan karakter kebangsaan humanis dapat dijadikan sebagai kurikulum pendidikan yang didalamnya tercermin indikator integritas Tri Dimensi Bela Negara sebagaimana telah dikemukakan diatas
Bela negara adalah kebulatan tekad, sikap dan tindak nyata setiap warga negara yang dilakukan secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi kecintaan terhadap NKRI berdasarkan azas Pancasila dan UUD 1945 untuk menjaga dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Secara umum bela negara dapat digolongkan dalam dua golongan besar, yaitu ; (1) Bela Negara dalam bentuk fisik, dengan cara mengangkat senjata, apabila ada ancaman negara atau serangan dari negara asing ditujukan pada kedaulatan bangsa dan negara; dan (2) Bela Negara dalam bentuk nonfisik, semua usaha untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara dengan cara berperan aktif mewujudkan kemajuan bangsa dan negara dengan terbentuknya sikap nasionalisme, ditandai dengan sikap, perilaku dan tindakan cinta tanah air. Salah satu bentuk bela negara nonfisik dilakukan dalam bentuk perseorangan atau kelompok dengan cara-cara humanis. Sehingga bela negara humanis merupakan manifestasi bela negara dalam upaya pembinaan persaudaraan yang terkandung pada istilah Bhinneka Tunggal Ika. Sebagaimana diharapkan pengertian istilah Bhinneka Tunggal Ika semboyan negara Indonesia sebagai Ruh Pancasila. Pengertian humanis adalah suatu filsafat kebahagiaan, membebaskan manusia dari segala bentuk kemiskinan dan kebodohan. Humanis berasal dari kata humanisme diartikan memanusiakan manusia.
Dasar pemikiran integrasi Tri Dimensi Bela Negara yang meliputi unsur TNI/Polri dan ASN (Apratur Sipil Negara), diharapkan mampu bertindak sebagai obyek sekaligus subyek bela negara humanis. Searah isi UUD 1945 Pasal 30 ayat (2) tentang, usaha pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. UU RI No.8 Tahun 1974 tentang, Pegawai Negeri ialah unsur Apratur Sipil Negara (ASN) sebagai abdi negara yang setia taat azas Pancasila ideologi negara. Oleh karena itu, perundangan-undangan itu mendelegasikan bahwa setiap warga negara termasuk komponen abdi negara. Sebagaimana UU RI Nomor 3 Tahun 2002 ayat (2) tentang keikutsertaan setiap warga negara dalam upaya bela negara, ayat (1) bela negara diselenggarakan, melalui ; (a) pendidikan kewarganegaraan (b) pelatihan dasar kemeliteran secara wajib (c) pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau secara wajib, dan (d) pengabdian sesuai profesi. Oleh karena itu, penyelenggaraan integritas Tri Dimensi Bela Negara merupakan sebuah konsep ideal mencegah ancaman negara disintegrasi bangsa. Oleh karenanya integrasi Tri Dimensi Bela Negara diharapkan mampu bertindak sebagai komisioner, dan komponen elemen masyarakat sesuai profesinya diharapkan mampu bertindak sebagai pendamping, guna memastikan kegiatan itu benar-benar terselenggara dengan baik. Dalam hal ini Forum Komunitas Bela Negara Nusantara (FKBNI) bertindak sebagai pendamping sekaligus bertindak sebagai penyelenggara acara seminar kebangsaan ini.
Pentingnya pembentukan komisioner dan pendampingan itu seiring dengan kemajuan IPTEK dengan pesatnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang berdampak pada adanya ketidak seimbangan sosial ekonomi masyarakat. Kemajuan zaman itu dapat menjadi sebuah ancaman kebangsaan, dimana era komputerisasi dalam membuat keputusan tanpa keterlibatan manusia. Komunikasi senantiasa berlangsung dalam semangat saling menghargai antar individu, antar kelompok sebagai upaya mendekatkan diri pada kepentingan hidup bersama, dan mencegah timbulnya konflik. Oleh karena itu, perkembangan informasi komunikasi harus dimbangi dengan sumberdaya manusia unggul. Sebagai solusi terhadap munculnya permasalahan ketimpangan sosial ekonomi maupun budaya. Mengingat penduduk Indonesia yang besar dengan pluralitasnya, ditambah letak geografisnya berpotensi sebagai ancaman negara, baik ancaman yang dari dalam maupun yang berasal dari dunia luar negeri. Bagaimanapun juga, era digitalisasi harus berdasar pada data yang dapat diakses sebagai media komunikasi kebangsaan.
RUANG LINGKUP SEMINAR DAN BEDAH BUKU
Dalam rangka tercapainya bentuk-bentuk kegiatan penguatan nila-nilai bela negara humanis dalam pembentukan karakter humanis, ditandai dengan sikap pengabdian dan loyalitas pada negara. Hal mana membutuhkan kajian tiori bersifat ilmiah yang ditujukan agar makna nila-nilai bela negara humanis itu dapat dikonsumsi masyarakat dalam sehari-harinya. Adapun bentuk kemaknaan dimaksud, sebagai berikut; (1) Promosi nilai-nilai luhur kebangsaan termasuk didalamnya empat konsensus kebangsaan, sebagai tindak solusi terciptanya kesadaran bebangsa dan bernegara yang cinta tanah air.; (2) Penghormatan terhadap hukum dan norma-norma sosial yang tumbuh dalam masyarakat, sebagai tindak solusi taat azas dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (3) Pengendalian sosial budaya masyarakat untuk hidup saling berdampingan, sebagai tindak solusi terpeliharanya kearifan lokal; (4) Pemulihan sosial ekonomi kerakyatan, sebagai tindak solusi terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat; dan (5) Kesehatan mental sebagai tindak solusi bagi masyarakat agar terciptanya sikap, tindakan, dan perilaku humanis. Kelima tindakan itu menjadi sebuah rangkaian kurikulum pendidikan bela negara humanis, dan merupakan konsep ideal yang dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan Tri Dimensi Bela Negara. Dengan demikian didalam pembentukan Tri Dimensi Bela Negara yang didalamnya terdapat Komisioner dan Pendamping yang diharapkan mampu menggandeng semua elemen bangsa didalam konsep pencegahan ancaman negara disintegrasi bangsa.
Seminar kebangsaan dengan pola pikir dikemukakan diatas membutuhkan beberapa langkah pengkajian kegiatan. Adapun beberapa langkah dimaksud , antara lain :
- Bedah buku Penguatan Nilai-nilai Bela Negara dalam Pembentukan Karakter Humanis sebagai bahan Naskah akademik dan kurikulum Pendidikan Bela Negara
- Advokasi Tri Dimensi Bela Negara dan Forum Komunitas Bela Nusantara Indonesia (FKBNI) sebagai Penyelenggara Pendidikan Bela Negara Humanis untuk menjadikan Sumatera Utara role model kegiatan.
- Pembentukan Komisioner dan Pendamping Pendidikan Bela Negara Humanis ditingkat daerah Kabupaten Kota Wilayah Propinsi Sumatera Utara khususnya, dan seluruh wilayah nusantara Indonesia umumnya.
- Pemberdayaan perangkat desa dan lembaga pendidikan serta unit pelayanan kesehatan masyarakat sebagai pintu masuk Program Pendidikan Bela Negara Humanis dengan berbasis e-digital.
- Menginisiasi Model Sertifikasi Bela Negara Humanis bagi setiap calon pelayan public dan atau pejabat publik.
KAJIAN AKADEMIK
-
- Promosi nilai nilai luhur kebangsaan
- Penghormatan hukum dan norma-norma sosial
- Pengendalian sosial budaya masyarakat
- Pemulihan sosial ekonomi kerakyatan
- Kesehatan mental pelayanan publik
MAKSUD DAN TUJUAN
-
- Mempromosikan Buku Penguatan Nilai-nilai Bela Negara dalam Pembentukan Karakter Humanis sebagai naskah akademik dan kurikulum Pendidikan Bela Negara Humanis sebagai kebutuhan pembelajaran bela negara.
- Mempromosikan integrasi TNI/POLRI/ASN menjadi komunitas Tri Dimensi Bela Negara untuk menggandeng seluruh elemen bangsa sebagai obyek dan subyek abdi negara.
- Mempromosikan perangkat desa dan lembaga Pendidikan dan Unit-unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat sebagai role model Pendidikan Bela Negara Humanis dalam pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara yang cinta tanah air.
SASARAN STRATEGIS
-
- Lembaga Pendidikan (Perguruan Tinggi/Sekolah)
- Unit-unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat
- Integrasi TNI/Polri/ASN
- Komunitas Pelayan Rohani
- Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
- Organisasi Profesi dan Ormas/perkumpulan
OUTPUT
-
- Terciptanya pemahaman Penguatan Nilai-nilai Bela Negara dalam Pembentukan Karakter Humanis melalui Naskah Akademik dan Kurikulum Pendidikan Bela Negara.
- Terbentuknya model pengorganisasian Pendidikan Bela Negara Humanis yang terintegrasi pada setiap pelayanan publik.
OUTCOME
Terselenggaranya Program Pendidikan Bela Negara dengan cara-cara humanis menjadi model pembelajaran, dan sertifikasi abdi negara didalam sendi-sendi kegiatan sosial kemasyarakatan.
LEGALITAS PENYELENGGARA
-
- Akte Pendirian Perkumpulan FKBNI oleh notaris Rosana Lubis, SH sesuai akta salinan Nomor 23 Tanggal 17 Agustus 2019 tentang AD/ART perkumpulan Forum Komunitas Bela Nusantara Indonesia disingkat FKBNI ;
- Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0009984-AH.01.07 Tahun 2019 Tanggal 24 September 2019 tentang pengesahan FKBNI sebagai perkumpulan ;
- Rekomendasi Kemendagri RI Dirjen Polpu Nomor : 220/1160/Polpum tanggal 18 Pebruari 2020 tentang FKBNI sebagai organisasi kemasyarakatan ;
- Surat Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Propinsi Sumatera Utara Nomor : 220 – / DPW – FKBNI / SU / 2020 tentang Surat Keterangan Terdaftar (SKT) tentang keberadaan DPW FKBNI Propinsi Sumatera Utara sebagai legalitas pusat penyelenggaraan kegiatan ;
- Surat Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Medan Nomor: 220/2022/ BKBP/XI 2021 tentang Keberadaan DPD FKBNI Kota Medan sebagai legalitas pusat penyelenggaraan kegiatan ;
- Hak Cipta No: 000256105 Kemenhumkam RI 13-01-2021 tentang Program Bela Negara Humanis ;
- Hak Cipta No: 000557325 Kemenhumkam RI 05-12-2023 tentang Tri Dimensi Bela Negara dengan kegiatan Penguatan Nilai-nilai Bela Negara didalam Pembentukan Karakter Humanis ;
MANAJEMEN KEGIATAN
Kegiatan :
- Seminar Kebangsaan
- Hari/Tgl : Sabtu / 4 Mei 2024
- Pukul : 09.30 sd 16.00 WIB
- Tempat : Aula Raja Inal Siregar Kantor GUBSU
- Acara : Seminar dan Bedah Buku
Sifat Kegiatan : Hybrid (Luring/Daring)
- Keynote Speaker : Kemenpolhukam RI dan Mendikbud RI
- Topik Seminar : Tri Dimensi Bela Negara
- Sub -Topik Seminar dan Narasumber
- Promosi nilai-nilai luhur kebangsaan : Prof. Zulkarnain Lubis, MS.,PhD (UMA)
- Penghormatan hukum dan norma sosial : Prof.Dr. Elisabet, SH, MH (UNIKA)
- Pengendalian Sosbud Masyarakat : Prof.Dr. Yasmirah MS, SH, MH (UNPAB)
- Pemulihan Sosek Kerakyatan : Prof.Dr. Darwin Lie, SE, MM (UNPRI)
- Kesehatan Mental : Dr.dr. Felix Hasim, MKes (MEDISTRA)
- Moderator : Andria Zulfa, SE.,MSi.,PhD (DPP FKBNI)
- Sub -Topik Bedah Buku dan Kurikulum (UNIMED):
- Prof. Dr. Bornok Sinaga, MPd : Koordinator
- Dr. Deny Setiawan, MPd : Sekretaris
- Dr. Bunga Perangingangin, MHum : Anggota
- Dr. Mangido Nainggolan, MPd : Anggota
- Prof. Dr. Pantas Silaban, SE.,MM (UHN) : Moderator :
- Peserta Luring dan Daring
- Peserta Luring (On Site) :
- Unsur TNI/Polri/ASN (Tri Dimensi Bela Negara) = 50 Orang
- Unsur Masyarakat Daerah 33 Kab/Kota X 3 Orang = 100 Orang
- Unsur Mahasiswa Tenkes dan Tendik = 300 Orang
- Unsur Organisasi Profesi dan Ormas = 50 Orang
- Jumlah = 500 Orang
- Peserta Luring (On Site) :
Peserta Daring (Live Streaming) : Terbuka Untuk Umum
7. Alamat sekretariat :
-
- Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua
- Jl. Besar Deli Tua No.77 Deli Tua Kab. Deli Serdang Sumut Indonesia
- Growth Center L2Dikti 1 Sumut
- Jl. Peratun No. 1 Kenangan Baru, Kec. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Sumut Indonesia
Nara hubung : Muhammad Ungang, SH (0813-3979-0223); Bungamari Sembiring,SSi.,MKM (0813-9751-6222); Firdaus Fahdi, MPd (0895-3656-54978); Rianto, SPd.I,.MPd (0823-0005-6136)
- Susunan Panitia (terampir)
- Rencana Anggaran Biaya (RAB) terlampir
Demikian TOR ini dibuat atas doa dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.
Teriring Salam Kebangsaan
Medan tgl, Maret 2024
Panitia
- Ketua : Prof. Dr. Jon Piter Sinaga, MKes
- Sekretaris : Dr. Sunarto, S.PSi, M.Psi
- Pengarah Acara : Prof. Saiful Anwar Matondang, MA.,PhD